Recomended

AGAINST CORRUPTION COLLUSION & NEPOTISM

"NEGERI MAKMUR TANPA KORUPSI"

Jumat, 08 April 2011

KEBIJAKAN BIDANG SOSIAL

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BIDANG SOSIAL
PROPINSI SULAWESI SELATAN, A L I H U S A I N P. 0200205007 PPW UH

A. Visi dan Misi
Pada saat ini peranan pariwisata sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional. Oleh karena itu sektor pariwisata memiliki korelasi dan berbagai potensi yang besar dalam mendukung sektor ekonomi produktif. Dari sudut pandang perekonomian nasional sektor pariwisata dipandang sebagai penyangga sektor non migas karena potensi itu bersumber pada implikasi pariwisata terhadap kehidupan manusia.
Pengelolaan kegiatan pariwisata sangat diperlukan dalam rangka menahan wisatawan untuk tinggal lebih lama didaerah tujuan wisata dan bagaimana agar wisatawan membelanjakan uangnya selama melakukan perjalanan wisata. Makin lama wisatawan berada di suatu tempat maka semakin besar pengeluaran mereka dan kemungkinan menambah dorongan banyak orang ikut pada kunjungan berikutnya jika kesan yang dibawa sangat menarik. Hal ini mendorong tumbuhnya berbagai kegiatan usaha yang mendukung pariwisata, seperti jasa transportasi, perhotelan, restoran dan jasa-jasa lain.
Permintaan akan jasa pariwisata dari waktu ke waktu semakin meningkat. Pariwisata diharapkan akan menjadi salah satu industri terbesar penghasil devisa dimasa yang akan datang. Pengembangan sektor pariwisata diarahkan menjadi sektor yang mampu menunjang kegiatan ekonomi dan kegiatan sektor lainnya, memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, pendapatan daerah dan negara.

B. Sasaran
Dalam upaya pengembangan kepariwisataan maka berbagai lokasi potensial diseluruh tanah air dikembangkan sebagai lokasi wisata. Potensi ini dapat dilihat pada keindahan alam pegunungan dan pantainya. Namun pengembangan sarana bertahap dan terencana sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan Wisata (RIPW) difokuskan pada pengembangan kawasan obyek wisata alam Bantimurung, karena lebih strategis dan banyak memberi kontribusi pada penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Potensi dan daya tarik yang dimiliki kawasan wisata alam Bantimurung telah berupaya digali, namun masih ditemui sejumlah kendala dan kekurangan. Hal ini berdampak pada arus kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik yang mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir. Serta porsi wisatawan mancanegara yang hanya 0,34% dari wisatawan domestik yang mengunjungi Batimurung. Menurut sumber Dinas Pariwisata Kabupaten Maros, penurunan ini diakibatkan situasi politik dan keamanan yang tidak kondusif, kurangnya pemasaran obyek wisata dalam bentuk promosi serta kurangnya sarana dan prasarana wisata khususnya hotel dan penginapan dilokasi obyek wisata.
Menurut Salusu (2000) penurunan arus wisatawan ke obyek tujuan wisata disebabkan karena potensi yang ada belum dikelola secara maksimal seperti obyek wisata yang tidak terawat, kebersihan lingkungan dan kurangnya informasi.
Karyono (1997) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mendorong seseorang sehingga tertarik untuk melakukan perjalanan wisata yakni faktor geografis (jarak), kondisi ekonomi (pendapatan) dan waktu senggang.
Agar tujuan tercapai, diperlukan sarana dan prasarana yang baik, pembenahan obyek-obyek wisata yang telah ada, pengembangan obyek wisata baru, pengelolaan manajemen obyek wisata dan pengaturan rute perjalanan wisata, mengingat potensi wilayah kawasan obyek wisata alam Bantimurung yang merupakan daerah hinterland kota Makassar memberikan peluang besar akan kedatangan pengunjung. Obyek wisata ini, diharapkan akan memperkuat Maros sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Sulawesi Selatan.

C. Strategi Pengembangan Obyek Wisata
Menurut Marpaung (2000) pendekatan dasar yang digunakan dalam perencanaan pengembangan obyek wisata yaitu menggunakan environmental planning approach. Penekanan dari pendekatan ini adalah pada konservasi lingkungan, tetapi dengan memperhatikan kebutuhan pengunjung akan fasilitas dan kebutuhan dalam melakukan aktivitasnya.
Karyono (1997) mengemukakan strategi yang dapat diterapkan guna pengembangan pariwisata di Indonesia, yaitu :
1. Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP)
Penyusunan RIPP disetiap Propinsi mutlak diperlukan untuk pengembangan dan pembangunan pariwisata di daerah secara terencana dan terprogram.
2. Sebagai prioritas pembangunan di daerah
Hendaknya diprioritaskan sebagai bidang yang ditangani secara serius dengan tetap memberikan porsi pada bidang-bidang lain. Terutama yang telah menjadi ciri khas suatu daerah.
3. Pembangunan prasarana dan sarana.
4. Pengadaan tenaga administrasi diperlukan banyak tenaga terdidik yang trampil dan siap kerja dibidang industri pariwisata.
5. Promosi pariwisata
Dilakukan oleh pihak pemerintah dan swasta. Dalam konsep kepariwisataan sekitar 80% kegiatan promosi dilakukan oleh swasta.
Berdasarkan potensi yang dimiliki, strategi pengembangan yang dapat ditempuh oleh Pemda Kabupaten Maros, yaitu :
1. Pengembangan kegiatan pariwisata
a. Memantau tumbuh kembangnya kontinuitas kegiatan dalam arus wisata ke Daerah Tujuan Wisata (DTW) untuk mencapai waktu kunjungan yang panjang.
b. Mengembangkan kegiatan pelayanan wisatawan dalam suatu pola pelayanan terpadu.
c. Mengembangkan kegiatan sosial ekonomi sehingga dapat terpadu, dengan kata lain kegiatan pariwisata ikut mengembangkan kehidupan sosial – ekonomi.
2. Pengembangan Lingkungan Sosial-Ekonomi
Pengembangan kegiatan kepariwisataan tetap harus memberikan peluang membaiknya kehidupan sosial ekonomi terutama masyarakat yang tinggal didalam dan sekitar kawasan wisata Bantimurung.
3. Pengembangan Aktivitas dan Fasilitas
Pengembangan aktivitas dilakukan dengan memanfaatkan potensi yang ada seperti keindahan alam dan atraksi-atraksi budaya tradisional. Pengembangan fasilitas dengan mengadakan atau memperbaiki fasilitas penunjang yaitu fasilitas atraksi wisata dan akomodasi.
Untuk membuat strategi, salah satu model analisis yang dapat digunakan adalah SWOT. Perencanaan pariwisata menerapkan konsep dan pendekatan pariwisata pada umumnya yang diadaptasikan pada ciri-ciri khusus sistem pariwisata, untuk itu akan dianalisis kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (treath).
 Identifikasi faktor internal dan eksternal
• Faktor Strength / Kekuatan (K)
- Mempunyai daya tarik
- Mudah transportasi
- Memiliki lahan pengembangan yang cukup luas
- Memiliki iklim yang sejuk
- Memiliki air terjun, aneka kupu-kupu dan flora yang beraneka ragam.
• Faktor Weakness / Kelemahan (L)
- Sarana akomodasi yang kurang memadai
- Kurangnya promosi wisata
- Sarana dan prasarana pendukung banyak yang rusak seperti penerangan, telekomunikasi, restauran dan sebagainya.
• Faktor Oppurtunity / Peluang (P)
- Tersedia rencana induk pengembangan pariwisata.
- Respon Pemda sangat kuat.
- Dekat dengan Bandara Hasanuddin.
- Terjadi peningkatan kunjungan wisatawan secara nasional.
- Belum ada obyek wisata baru yang berkembang.
• Faktor Treath / Ancaman (A)
- Stabilitas keamanan negara kurang kondusif.
- Krisis ekonomi
- Terjadinya pengrusakan hutan di hulu sungai.
 Strategi-Strategi
a. K vs P
- Pengembangan ekowisata
- Pengaturan rute perjalanan wisata
- Peningkatan mutu (diversifikasi) paket wisata
b. L vs P
- Pengembangan promosi wisata
- Pengembangan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana penunjang wisata
c. K vs A
- Perbaikan citra pariwisata nasional
- Program sadar wisata dan sadar lingkungan.
- Sanksi bagi perusak lingkungan.
d. L vs A
- Program swastanisasi dalam bentuk kerjasama dengan bentuk TDC (Tourism Development Corporation).
- Pengembangan lembaga ekonomi pariwisata.
 Action Plane
Dengan berkembangnya obyek wisata Bantimurung dengan menerapkan strategi-strategi di atas akan membuka kesempatan usaha, seperti usaha rumah makan, kios, penginapan, pemanduan wisata dan lain-lain. Terbukanya kesempatan ini menjadi counter magnet bagi tenaga kerja produktif di Kecamatan Bantimurung untuk tidak keluar ke daerah lain.

Kegiatan yang dapat dilakukan sebagai hasil dari analisa yaitu :
- Pengembangan ekowisata
- Pengaturan rute perjalanan paket wisata
- Diversifikasi obyek wisata
- Perbaikan citra pariwisata
- Program sadar wisata dan lingkungan
- Peningkatan kualitas sarana wisata yang ada di obyek wisata alam Bantimurung.

0 komentar :

Posting Komentar