Recomended

AGAINST CORRUPTION COLLUSION & NEPOTISM

"NEGERI MAKMUR TANPA KORUPSI"

Senin, 11 April 2011

RINGKASAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH MAMMINASATA 2002-2011 bagian 2

BAB II
DASAR PERTIMBANGAN RTRW METRO MAMMINASATA
1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
RTRWN merupakan suatu pedoman pemanfataan ruang nasional dalam jangka waktu 25 tahun yang berisikan strategi-strategi pemanfaatan ruang bagi kawasan lindung maupun budidaya secara seimbang untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan secara keseluruhan.
Khusus untuk wilayah Propinsi Sulawesi Selatan telah ditetapkan 6 kawasan andalan yaitu :
a. Kawasan Andalan Mamuju dan Sekitarnya, meliputi wilayah Kabupaten Mamuju Majene, dan Polmas.
b. Kawasan Andalan Palopo dan Sekitarnya, meliputi wilayah Kabuoaten Luwu, Luwu Utara dan Tana Toraja
c. Kawasan Andalan Watampone dan Sekitarnya, meliputi wilayah Kabupaten Wajo, Soppeng dan Bone
d. Kawasan Andalan Parepare dan Sekitarnya, meliputi wilayah Kabupaten Pinrang, Sidrap, Enrekang, Parepare dan Barru.
e. Kawasan Andalan Makassar dan Sekitarnya, meliputi wilayah Kota Makassar, Kabupaten Maros, Gowa, Takalar dan Pangkep.
f. Kawasan Andalan Bulukumba dan Sekitarnya, meliputi wilayah Kabupaten Bulukumba, Sinjai, Jeneponto dan Selayar.
2. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Sebagai pedoman pembangunan yang berisi arahan pemanfaatan ruang propinsi selama 15 tahun, RTRWP Sulawesi Selatan (RTRWP-SS)mempertegas dan menjabarkan kembali strategi pemanfaatan ruang nasional kedalam ruang wilayah Sulawesi Selatan ditambah dengan arahan pemanfaatan ruang yang mengakomodasi kebutuhan pembangunan daerah. Sejalan dengan kebijakan RTRWN, RTRWP Sulawesi Selatan menjabarkan strategi pengembangan setiap kawasan andalan ke dalam titik berat pengembangan berdasarkan potensi dan skenario pengembangan wilayah Sulawesi Selatan, yaitu :
a. Kawasan andalan Mamuju dan sekitarnya, fokus pengembangannya pada kegiatan agroindustri, industri pengolahan kayu, hasil hutan lainnya, perkebunan dan perikanan laut.
b. Kawasan andalan Palopo dan sekitarnya, fokus pengembangannya pada kegiatan tanaman pangan, perkebunan, pariwisata, agro industri pengolahan kayu dan hasil hutan lainnya.
c. Kawasan andalan Watampone dan sekitarnya, fokus pengembangan pada kegiatan pertanian tanaman pangan, perikanan laut dan tambak, peternakan serta pelayanan jasa dan perdagangan.
d. Kawasan andalan Parepare dan sekitarnya, fokus pengembangan pada kegiatan pertanian tanaman pangan, peternakan, agroindustri, jasa dan perdagangan.
e. Kawasan andalan Makassar dan sekitarnya, fokus pengembangan industri, jasa dan perdagangan.
f. Kawasan andalan Bulukumba dan sekitarnya, fokus pengembangan pada kegiatan agroindustri, tanaman pangan dan perkebunan, industri maritim serta pariwisata.

3. Sistem Transportasi Sulsel
1) Transportasi Jalan Raya
Aksesibilitas utama Propinsi Sulsel masih akan didominasi oleh jalur Makassar, Parepare, Luwu, Sulawesi Tengah. Jalur yang melewati Makassar dan Makassar Parepare, Mamuju, Sulawesi Tengah sebagai jalur alternatif. Terminal bis Tipe A dilokasikan di pusat kawasan andalan namun sampai saat ini baru terealisasi di Makassar, Parepare, Watampone dan akan menyusul Palopo, Mamuju, dan Bulukumba. Hirarki jaringan transportasi pelayanan di wilayah Propinsi Sulsel disusun dalam trayek untuk kota, trayek Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), dan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP).
2) Jaringan Rel Kereta Api
Walaupun demikian jalur kereta api (KA) juga merupakan alternatif yang diminati dan merupakan moda transportasi massal baik untuk pengangkutan penumpang maupun barang, yang akan memacu perkembangan daerah. Untuk meningkatkan fasilitas transportasi darat, ada gagasan untuk membangun lintasan kereta api dalam propinsi dengan rute:
(a) Jalur KA Selatan Timur (Makassar-Bulukumba-Watampone-Palopo)
(b) Jalur KA Utara Barat (Makassar-Parepare-Mamuju);
(c) Jalur KA Utara Timur (Makassar-Parepare-Palopo)
Untuk jalur antar Propinsi adalah sebagai berikut :
(a) Jalur Mamuju-Palu-Manado (perpanjangan jalur KA Utara Barat)
(b) Jalur Palopo-Palu-Manado (perpanjangan jalur KA Selatan Timur)
(c) Jalur Palopo-Kendari (perpanjangan jalur KA Selatan Timur)

3) Transportasi Perairan
Moda transportasi kapal laut lebih difokuskan untuk pelayaran regional, nasional dan internasional. Jaringan transportasi laut terdiri atas jaringan pelabuhan, jalur pelayanan, dan angkutan laut untuk penumpang dan barang. Jaringan pelabuhan di Wilayah Propinsi Sulawesi Selatan dapat diklasifikasikan sesuai dengan fungsi Pelabuhan antara lain sebagai berikut :
(a) Pelabuhan Utama Primer, untuk melayani angkutan laut internasional, yaitu Pelabuhan Makassar (Pelabuhan Soekarno-Hatta);
(b) Pelabuhan Utama Sekunder, untuk melayani angkutan laut nasional, yaitu Pelabuhan Makassar dan Pelabuhan Parepare;
Moda transportasi sungai merupakan sistem transportasi perairan yang dapat masuk ke tengah kota pada S. Maros dan S. Tello yang mudah berhubungan dengan transportasi laut maupun transportasi darat jalan raya atau rel KA.

4) Transportasi Udara
Moda transportasi udara di Sulsel berpusat di Bandara Hasanuddin, Kabupaten Maros yang saat ini sudah melayani penerbangan internasional, nasional maupun regional. Penerbangan regional menghubungkan bandara Hasanuddin di Kabupaten Maros, Bandara Pongtiku di Kabupaten Tana Toraja, bandara di Soroako, Kabupaten Luwu Utara dan bandara di Kabupaten Selayar.


4. Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan
a) Visi dan Misi Provinsi Sulawesi Selatan
Visi Provinsi Sulsel tahun 2020 adalah mewujudkan Sulsel menjadi wilayah terkemuka di Indonesia melalui pendekatan kemandirian lokal yang bernafaskan keagamaan (GBHD Sulsel Tahun 2000-2004)
Misi Provinsi adalah :
(1) Menjadikan nilai-nilai keagamaan, Pancasila dan budaya lokal sebagai pedoman dan sumber kearifan dalam peningkatan kualitas tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dilakukan dengan reaktualisasi, revitalisasi, reinterpretasi dan transformasi nilai sebagai pengejawantahan Bhineka Tunggalika ;
(2) Pilar pendukung dan perekat pengembangan perekonomian kawasan dan nasional yang diwujudkan dalam posisi sebagai pusat pelayanan di bidang pendidikan dan Iptek, transportasi, perdagangan dan finansial khususnya di Kawasan Timur Indonesia, serta mendukung ketahanan pangan nasional ;
(3) Mempertahankan dan mengembangkan solidaritas kebangsaan dalam kebhinekaan yang berbasis pada persatuan bangsan dan kesatuan wilayah Indonesia ;
(4) Ikut melaksanakan ketertiban umum yang merupakan prasyarat bagi terciptanya kondisi yang kondusif bagi pengembangan aktivitas perekonomian dan sosial lainnya yang mendukung peningkatan kualitas kesejahteraan segenap lapisan masyarakat.
b) Visi, Misi dan Tujuan Kota Makassar
c) Visi, Misi dan Tujuan Kabupaten Maros
d) Visi, Misi dan Tujuan Kabupaten Gowa
e) Visi, Misi dan Tujuan Kabupaten Takalar




BAB III
RENCANA TATA RUANG

A. Skenario Pembangunan

Potensi geografis Metro Mamminasata, SDA di dalam maupun di luar wilayah Metro Mamminasata, SDB di dalam wilayah Metro Mamminasata serta kemungkinan pengembangan daerah perkotaan ke arah pantai maupun pedalaman, serta peluang Metro Mamminasata untuk memasuki dunia niaga baik barang maupun jasa, industri manufaktur serta pariwisata bahari, serta pariwisata kota menjadi modal besar dalam menentukan skenario pembangunan.
1. Skenario Pengembangan Perdagangan Barang dan Jasa
a. Perdagangan Barang dan Jasa Regional Makro dan Global
Peran Makassar sebagai kota niaga dan pintu gerbang arus keluar masuk barang perdagangan regional makro terutama melalui pelabuhan Soekarno Hatta dan Bandara Hasanuddin sangat potensiil untuk lebih ditumbuhkembangkan. Barang dagangan regional makro dari Metro Mamminasata dan Sulsel ke Kaltim, Kalsel, wilayah Sulsel lainnya, Maluku dan Papua, maupun barang dagangan global ke negara-negara tetangga atau negara yang lebih jauh saat ini kebanyakan berupa komoditas pertanian seperti hasil perkebunan (kopi, coklat, mete, ubi2an, sayur, buah2an dsb), beras, hasil kehutanan (kayu, rotan, furniture) dan hasil perikanan (udang, ikan, dsb). Barang dagangan dari luar negeri yang masuk ke Metro Mamminasata kebanyakan berupa barang produk industri manufaktur seperti otomotif, elektronika dan pakaian. Niaga jasa yang saat ini maju pesat dan kemungkinan akan berlanjut menjadi sektor unggulan adalah perbankan, pariwisata, perhotelan dan restauran. Agrobisnis dan agroindustri Metro Mamminasata sangat didukung oleh potensi pertanian daerah sekitarnya maupun wilayah lain di Kawasan Timur Indonesia. Dalam kegiatan agrobisnis dan agroindustri akan lebih kondusif bila dilakukan penyebaran kawasan-kawasan agroindustri ke seluruh wilayah Metro Mamminasata, sedangkan agrobisnis difokuskan ke daerah-daerah perkotaan.
Perdagangan Barang dan Jasa Lokal
Perdagangan dan jasa lokal sehari-hari terlihat pada kegiatan perdagangan eceran barang-barang keperluan sehari-hari dan barang rumah tangga, serta jasa transportasi, perbengkelan, penjahitan, cukur rambut dsb. baik oleh masyarakat warga Metro Mamminasata maupun para pendatang dari daerah sekitar yang melakukan kegiatan jual beli di pasar-pasar maupun pertokoan merupakan salah satu motor penggerak ekonomi rakyat Metro Mamminasata yang layak diberi peluang dan pembinaan untuk lebih tumbuh dan berkembang.
2. Skenario Pengembangan Industri Manufaktur
Dalam rangka eliminasi kesenjangan perekonomian ibukota provinsi dengan daerah perkotaan sekitarnya, maka kegiatan dan fasilitas industri sebaiknya disebarkan secara proporsional sesuai dengan potensi masing-masing. Ukuran pabrik tidak harus besar. Ukuran pabrik agroindustri kecil dan sedang dapat dikembangkan di daerah-daerah sesuai dengan potensi pertaniannya. Kabupaten Maros, Gowa dan Takalar disamping menjadi daerah pengembangan industri kecil dan menengah, juga dikembangkan industri hulu untuk mengolah barang mentah menjadi barang setengah jadi. Pemikiran ini dapat lebih menyebarkan lapangan kerja ke seluruh wilayah Mamminasata sehingga arus migrasi desa kota atau kota kecil ke kota besar menjadi berkurang yang berdampak pada kurangnya beban Makassar sebagai ibukota provinsi dalam melayani masyarakat provinsi, dan berdampak pula pada peningkatan iklim kegiatan produktif di seluruh wilayah Mamminasata. Makassar akan lebih terfokus pada pengembangan industri hilir dan industri yang bahan bakunya datang dari luar Sulawesi Selatan.
3. Skenario Pengembangan Pariwisata
Berdasarkan potensi SDA laut dan daratan, SDB dan kegiatan sektoral di wilayah Mamminasata, maka ada beberapa potensi pariwisata yang layak dikembangkan.
(1) Wisata Belanja
Makassar sebagai kota niaga terbesar di KTI berpotensi tumbuh berkembang menjadi pusat kota wisata belanja barang-barang industri manufaktur, seperti pakaian, elektronika dan jenis barang kebutuhan primer lainnya. Kota Maros, Sungguminasa dan ibukota Takalar menjadi kota wisata belanja terutama bagi masyarakat setempat. Bisa dipertimbangkan kemungkinan wisata belanja pakaian seperti tumbuh kembangnya outlet pakaian di Bandung yang para pembelinya tersebar dari Jawa Barat, Jakarta dan daerah lain.
(2) Wisata Bahari
Maros, Makassar dan Takalar yang mempunyai daerah pantai sangat potensiil dikembangkan parisata bahari terpadu, termasuk ke pulau-pulau di sekitar Takalar dan Makassar.
(3) Wisata Pegunungan
Gowa mempunyai Kota Malino sebagai daerah pegunungan yang sejuk dengan aksesibilitasnya yang tinggi.
(4) Wisata Sungai
Pengembangan wisata sungai di sepanjang Sungai Tello, Sungai Maros dan sungai di Takalar mempunyai dampak ganda yaitu pelestrian alam, kali bersih, obyek wisata dan olah raga.
(5) Wisata Sejarah
Berbagai obyek peninggalan sejarah dari zaman primitif berupa lukisan purbakala di dinding goa Leangleang, Maros, peniggaln sejarah Kerajaan Gowa berupa makam raja-raja Gowa di Sungguminasa dan Makassar, serta bangunan kolonial Belanda yang tersebar di Kabupaten Gowa dan Kota Makassar merupakan obyek wisata yang patut dikembangkan dalam suatu paket tour wisata terpadu.
4. Skenario Pengembangan Pendidikan Tinggi
Sebagai ibukota Provinsi Sulsel dan pusat pelayanan KTI dengan prasarana dan sarana wilayah yang cukup lengkap, Makassar menjadi kota tempat aglomerasi berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Aglomerasi berbagai perguruan tinggi ini juga mempunyai dampak bertambah beratnya beban Kota Makassar dalam melayani para sivitas akademika serta para karyawannya. Dalam rangka pengurangan beban kota Makassar dalam pelayanan perkotaan, maka pengembangan kegiatan dan fasilitas pendidikan tinggi yang relevan dengan ilmu pertanian sebaiknya ditumbuhkembangkan di Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar.

5. Skenario Pengembangan Penduduk dan Masyarakat
Kualitas proses, hasil pembangunan daerah dan keadilan yang proposional dalam berpartisipasi dalam pembangunan dan dalam menikmati pembangunannya sangat ditentukan oleh kualitas masyarakat lokalnya. Berbagai potensi SDA wilayah Mamminasata dan sekitarnya dapat dijadikan pemikiran pengembangan kurikulum lokal pendidikan formal maupun non formal bagi SDM di wilayah Mamminasata. Dengan demikian diharapkan terciptanya keterkaitan bidang pendidikan dengan lapangan kerja setempat sehingga berbagai pengembangan usaha dapat dikerjakan oleh sebagaian besar warga Mamminasata. Perhatian yang sungguh-sungguh terhadap sektor pendidikan ini merupakan kunci untuk pengembangan sektor-sektor lain yang akan di lakukan di wilayah Mamminasata.
Peningkatan kualitas SDM lokal seyogyanya diarahkan untuk berpartisipasi aktif dalam misi pembangunan Kota Makassar, Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar, terutama diarahkan untuk mengisi lapangan kerja sektor agrobisnis, agroindustri, pariwisata, pendidikan tinggi, pengelolaan infrastruktur kota terutama kepelabuhanan, perkereta-apian, pelayanan transportasi jalan raya, dan manajemen perkotaan. Tingkat profesionalisme untuk bidang-bidang tersebut di atas perlu direncanakan secara proporsional sesuai dengan posisi jabatan baik posisi puncak, menengah maupun rendah.

B. Strategi Penataan Ruang
Berdasarkan skenario yang telah diuraikan di atas serta tujuan pengembangan wilayah Mamminasata, seterusnya akan ditindak lanjuti dengan strategi-strategi pengembangan kota yang disusun berdasarkan konsep manajemen strategik, yaitu dengan memperhatikan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman). Seluruh faktor pertimbangan yang diidentifikasi tersebut dimasukkan dalam matriks (tabulasi silang) SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat). Untuk jelasnya dapat dilihat pada matriks SWOT di lampiran.

C. Rencana Pembangunan Sektor Lintas Daerah

1. Jalur Jalan Arteri
Transportasi darat antar wilayah yang mempunyai karakteristik cepat dan kendaran-kendaraan besar seperti bis dan truk memerlukan jalur jalan arteri yang sebaiknya dihindari bercampurnya dengan kendaraan dalam kota yang tidak terlalu cepat dan sebagian besar ukuran kendaraan-kendaraannya kecil dan sedang. Secara makro Metro Mamminasata memerlukan jalur arteri lingkar wilayah dan jalur radial wilayah (lihat peta terlampir).

2. Jalur Rel KA
Mobilitas masyarakat Metro Mamminasata baik para komuter maupun migrasi sirkuler yang sifatnya massal dengan kesamaan beberapa titik pemberangkatan dan titik tujuan perjalanan memerlukan pelayanan transportasi massal. Ide pengembangan jalur rel KA lintas Sulawesi dapat dikembangkan menjadi jalur KA regional maupun jalur KA pelayanan internal wilayah Metro Mamminasata. Walaupun diperlukan studi yang komprehensif dan lebih khusus, tetapi dalam rencana tata ruang Metro Mamminasata, berdasarkan kontur tanah dan perkembangan builtup area wilayah Metro Mamminasata, maka dapat diusulkan rencana umum jaringan KA seperti pada peta terlampir.

3. Transportasi Sungai
Volume lalu-lintas darat yang semakin besar menyebabkan kinerja jalan raya semakin mengecil. Kondisi ini perlu diantisipasi dengan pengembangan transportasi S. Tello yang melintasi Kota Makassar, Kabupaten Maros dan Kabupaten Gowa. Pengembangan lalu-lintas sungai ini diharapkan mempunyai dampak keuntungan ganda, yaitu: pengurangan beban jalan raya, peningkatan nilai ruang sepanjang sungai, peningkatan keindahan sepanjang sungai, berkembangnya wisata sungai serta penambahan lapangan kerja baru.

4. Pengembangan Pariwisata Terpadu Lintas Daerah
Pengembangan beberapa paket wisata lintas daerah seperti wisata sejarah, wisata bahari, wisata sungai, wisata alam di wilayah Mamminasata diharapkan dapat menarik wisatawan lebih banyak.

5. Manajemen Tata Air Lintas Wilayah
Air hujan atau air sungai dimanfaatkan seoptimal mungkin sebelum mengalir ke laut dengan manajamen terpadu lintas daerah. Di daerah hulu dibangun bendungan-bendungan dan situ-situ air skala sedang yang dapat dimanfatakan sebagai pembangkit tenaga listrik, irigasi, pengolahan air minum, tandon air dan wisata air dapat yang dialirkan secara bertahap ke daerah hilir yang kekurangan air di musim kemarau.

1 komentar :

Assalamulaikum, bisakah sy minta dikumen RTRK Mamminasata?

Posting Komentar